PURWOKERTO, (CIMED) – PT. Adhi Karya (Persero) Tbk adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam biidang kosntruksi. Perannya dalam pembangungan infrastruktur di Indonesia khususnya selaku penanggung jawab/kontraktor beberapa penugasan proyek strategis nasional mendapat apresiasi dari anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII, Adisatrya Suryo Sulisto.
“Kinerja Adhi Karya terus membaik dan memberikan kontribusi positif dalam menyelesaikan penugasan proyek strategis nasional. Saya mendorong Adhi Karya sebagai kontraktor maupun investor terus bekerja sesuai timeline dan target.” kata Adisatrya di Purwokerto, Kamis (24/11/2022).
Adisatrya mengungkapkan, Adhi Karya yang memiliki tagline beyond construction saat ini memiliki 180 proyek konstruksi yang sedang berjalan. Beberapa proyek besar emiten berkode ADHI ini antara lain proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, rasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta CP201 dan CP20, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Smelter Manyar di Gresik, dan beberapa proyek di Ibu Kota Negara (Fender Jembatan Pulau Balang, Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Segmen 3A Karang Joang-Kariangau).
“Komisi VI DPR RI juga telah merealisasikan Penyertaan Modal Negara Tunai Tahun 2022 kepada ADHI sebesar Rp1,976 triliun yang akan diikuti dengan pelaksanaan right issue dengan nilai Rp1,898 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk tiga Proyek Strategis Nasional yaitu Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo sebesar Rp1,40 triliun, Jalan tol Yogyakarta-Bawen Rp390 miliar, dan Rp185 miliar untuk proyek SPAM Karian-Serpong,” ungkapnya.
Setelah dilakukan Perdagangan HMETD pada 28 Oktober 2022 hingga 8 November 2022, lanjut dia, Adhi Karya berhasil menyerap dana sebesar Rp2,65 triliun dengan komposisi PMN sebesar Rp1,967 triliun dan dana publik sebesar Rp689 miliar. Total dana tersebut sepenuhnya dapat dipergunakan untuk setoran modal ke badan usaha untuk pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional. Setelah pelaksanaan Right Issue, komposisi kepemilikan saham di ADHI menjadi berikut: 64% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 36% dimiliki oleh Publik.
“Manfaat yang diperoleh Adhi Karya dari hasil pendanaan Rights Issue dalah untuk mendorong penyelesaian Proyek Startegis Nasional yang sedang dikerjakan dan penguatan modal dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, Rights Issue juga diharapkan memberikan manfaat bagi Negara dan Masyarakat melalui peningkatan PDB/PDRB, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pajak dan dividen, serta konektivitas wilayah menuju destinasi pariwisata. Dana PMN sebagai tambahan modal diharapkan dapat diikuti dengan kinerja yang baik dari Adhi Karya.” papar Adisatrya
Pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo bertujuan untuk mempercepat konektivitas wilayah Jogjakarta, Solo dan Semarang, mendorong pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata, serta menghasilkan multiplier effect salah satunya, penyerapan tenaga kerja di daerah sekitar pembangunan.
“Dengan adanya tol ini, jarak tempuh perjalanan Solo-Jogja berkurang dan hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Pembangunan Tol Solo-Jogja juga memberikan dampak signifikan terhadap banyak hal, salah satunya distribusi barang yang lebih mudah dan cepat, pertumbuhan sektor pariwisata dan, akses masyarakat juga semakin mudah.” tandasnya.
Adisatrya juga mengapresiasi Adhi Karya yang telah mengantongi kontrak baru senilai Rp19,1 triliun hingga Oktober 2022 atau 83,04% dari target raihan kontrak baru Tahun 2023 sebesar Rp23 triliun. Angka itu naik 51% dibandingkan perolehan kontrak baru pada periode yang sama Tahun 2021 sebesar Rp12,7 triliun.
“Saya mendorong Adhi Karya untuk terus meningkatkan pertumbuhan kontrak baru sampai dengan akhir tahun.” pungkasnya.