Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilihan Umum di KPU Kabupaten baru usai, dan dari hasil rekapitulasi, walaupun belum dilakukan Rapat Pleno Terbuka KPU Kabupaten Cilacap dengan agenda Penetapan Hasil Pemilu Dan Penetapan Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Cilacap, namun aroma mengenai siapa saja yang kembali duduk di DPRD Cilacap, dan siapa saja yang gagal menduduki kembali kursi empuk di DPRD Cilacap sudah terlihat.
Melihat hasil rekapitulasi hasil pemilihan umum Kabupaten Cilacap Tahun 2014, setidaknya ada dua hal yang merupakan kejutan politik lokal, yakni:
1. Bergesernya dominasi kekuatan politik lokal
Hal ini ditandai dengan berkurangnya dominasi Partai Politik Pemenang Pemilu, yang selama ini begitu tangguh menancapkan akar politiknya di Cilacap, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang biasanya menang telak dan berhasil meraih kursi mayoritas, kali ini harus legowo dengan hanya menempatkan sepuluh kursi di DPRD, dan dipepet ketat oleh pemenang kedua, Golkar dengan 9 kursi, dan masuknya Partai Gerindra dengan perolehan enam kursi, pada posisi ketiga, sehingga secara otomatis mendapatkan jatah Pimpinan Dewan.
Dengan asumsi jatah kursi pimpinan diberikan pada peraih suara terbanyak di masing-masing partai politik, maka kombinasi kursi Pimpinan diperkirakan dipegang oleh Toni Osmon (PDI), H. Helmi Bustomi, S.Sos. MM. (Golkar), Winarto (Gerindra), dan Thieta Ernawati Suwarto, SP. MBA. (PAN). Dengan demikian, maka dua unsur Pimpinan Dewan dipegang oleh keluarga Bupati Cilacap, H. tatto Suwarto Pamuji, Yakni adik ipar dan anak sulungnya, H. Helmi Bustomi, S.Sos. MM., dan Thieta Ernawati Suwarto, SP. MBA.
Bergesernya dominasi politik local juga ditandai dengan konfigurasi perolehan masing-masing kursi yang cenderung merata, yakni PDIP dengan 10 kursi, Golkar dengan 9 kursi, disusul Gerindra 7 kursi, PAN 6 kursi, PKB 6 kursi, PPP 6 kursi, Demokrat 4 kursi dan PKS dua kursi.
2. Masuknya tokoh politik baru
Dari lima puluh Calon anggota DPRD yang kemungkinan terpilih, 28 diantaranya, atau sebesar 56 % adalah muka baru, dan hanya menyisakan 22 orang (46%) muka lama yang kembali duduk sebagai Anggota DPRD Cilacap Periode 2014-2019.
Muka lama yang masih masuk lagi antara lain : Narsum, S.Sos., Kasbani, S.Kom.I., Hj. Tun Paskorina, SH., H. darimun, Kartim, S.Sos., Beta Fatmahsari, SH., Paijan, H. Mujiono, S.Pd. MM., Taswan, Sunjoto, HA. Muslikhin, SH. M.Si., H. Harun Arrosid, S.Sos. I., Parsiyan, S.Pd. MM., Sri Satini Al Nyai, Barokatul Anam, Drs. Taufikurrohman Hidayat, H. Sugeng Riadi, MM., Toni Osmon, Purwanto, ST., H. Kamaludin dan Hermawan Santosa.
Adapun pendatang baru yang berhasil menduduki kursi di DPRD Kabupaten Cilacap antara lain : Winarto, Dedi Susanto, I In Ida Afiatun, Sawino, H. Yusup Rojabi, Mauludin, H. Ismangil, M.Si., Purwati, S.Pd., Thieta Ernawati S, SP. MBA., Khaerul Anam, Taufik Nur Hidayat, Ir. H. Adi Saroso, MM., Ririn Fajriyah, S.Pd., Dra. Hj. Nasirotuddiniyah, Mitra Patriasmoro, SE., Lasmiatun, S.Pd.I., Romelan, Rahmat Harsono, Jundi Fathul Wahab, Murtasimah, Prima Hidayat, H. Helmi Bustomi, S.Sos. MM., Drs. H. Yayan Ruswayan, M.Si., Anita Rahmadi Winto, Nurul Huda Karmawan, Didi Yudi Cahyadi, Edi Purwanto
Tokoh-tokoh lainnya, diperkirakan tidak berhasil merebut kembali jabatan di DPRD Kabupaten Cilacap.
Dua hal ini meneguhkan bahwa Pemilu 2014 di Cilacap, telah berhasil terlaksana sesuai fungsinya dalam sebuah Negara demokratis, yakni sebagai sarana sirkulasi elit kekuasaan.
Mudah-mudahan, hal itu juga berlanjut dengan terjadinya sirkulasi kekuasaan eksekutif pada Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah tahun 2017 mendatang, dan yang terpenting, capaian Pemilu demokratis tersebut, tidak boleh dikotori dengan munculnya tirani-tirani kekuasaan baru, karena sudah mulai muncul gejala tumbuhnya oligharchi kekuasaan di Cilacap.
Mari kita kawal bersama, agar proses konsolidasi demokrasi lokal ini berjalan sesuai relnya.
Ditulis oleh Taufick Hidayatulloh
Penulis adalah mantan Ketua KPU Cilacap periode 2004-2009